Senin, 25 Juni 2012

Hidup Yang Kekal

Bagian 12 : "Hidup Yang Kekal" Pendahuluan Kekristenan adanya immortalitas jiwa. Artinya, setiap manusia yang telah mati hanya jasad fisik saja, sedang jiwa/roh-nya tetap hidup di dunia akhirat. Hanya yang menjadi diskusi menarik yaitu, kekekalan jiwa memiliki dua suasana. Dalam Alkitab sering digambarkan dengan istilah: Surga, Kerajaan Surga, Kerajaan Allah, hidup kekal, dsb (keadaan yang mewakili suasana yang indah dan senang), atau neraka kematian, dunia di bawah, kerajaan maut, tempat yang gelap (keadaan yang mewakili tempat penghukuman, penuh penderitaan & siksaan). Kedua suasana tersebut sama-sama sifatnya kekal, selama-lamanya. Oleh karena itu pengertian hidup yang kekal dari Pengakuan Iman kita tentu dalam pengertian surga. Dampak Iman : Hidup Kekal Setiap orang yang telah beriman pada Tuhan Yesus Kristus, janji Firman adalah beroleh hidup kekal. Kata hidup menunjukkan pada mutu yang berbeda dengan pengertian umum dalam bahasa Indonesia sehari-hari. Pengertian Alkitab tentang hidup yang kekal memuat pemberitaan tentang hidup yang sejati, yang tulen, yang sungguh! (bandingkan. 1 Timotius 6:19). Artinya : kehidupan yang datang dari Aku (= dari Tuhan) yang kita terima oleh karena Roh Kudus membuat kita lahir kembali ke suasana hidup surgawi bersama dengan Yesus Kristus yang adalah HIDUP itu sendiri (bandingkan Yohanes 14:6). Oleh karena itu, berbagai bagian dalam Alkitab (baik PL maupun PB) menegaskan bahwa kini pun kita sudah mempunyai hidup yang kekal ketika kita mempunyai persekutuan yang indah dengan Yesus (bandingkan Yohanes 17:3). Ciri-ciri hidup yang kekal tersebut, selain adanya persekutuan yang indah dengan Yesus, juga mempunyai pengenalan yang dalam dengan Dia. Mengasihi Dia, memuji Dia dan memuliakan namaNya. Memang semua itu belum sempurna. Sepanjang hidup kita di dunia sebagian keindahan sudah dirasakan, tapi masih kabur, samar-samar, tapi justru waktu kita meninggalkan tubuh fisik ini semua itu akan jadi sempurna, melihat muka dengan muka (bandingkan 1 Korintus 13:12). Itulah kebahagiaan tertinggi yang diidamkan setiap manusia. Hanya yang beriman yang dapat memperolehnya. Maka, sebuah kebanggaan bagi kita kalau kita memiliki pengakuan iman yang berkata: Aku percaya kepada Allah Bapa, Aku percaya kepada Yesus Kristus, Aku percaya kepada Roh Kudus, Amin.

Minggu, 24 Juni 2012

kebangkitan orang mati

Bagian 11 : "kebangkitan orang mati" Pendahuluan pada bagian pengakuan iman rasuli ini kita mengetahui Dalam Kisah 17:32 dikisahkan Rasul Paulus berbicara pada pendebat-pendebat Athena, dan mereka mengejek dan menertawakan Paulus ketika menyinggung kebangkitan Yesus. Hal ini menunjukkan pada kita bahwa berita tentang kebangkitan seorang dari kematian merupakan berita omong kosong bagi masyarakat pemikir waktu itu. Memang, berita kebangkitan Yesus sering menjadi berita kontra versial. Hal ini diluar kemampuan rasio berpikir manusia dalam mengerti peristiwa mujizat. Bagi dunia, kebangkitan Yesus merupakan omong kosong yang tidak masuk akal, tapi bagi kita orang-orang yang percaya, kebangkitan Yesus dari antara orang mati merupakan bukti iman dan landasan iman. Dalam kebangkitanNya kita beroleh keselamatan jiwa dan beroleh hidup yang kekal. Kebangkitan Daging Orang Percaya : Kematian adalah bagian integral dalam sebuah kehidupan ciptaan. Semua yang hidup pasti akan mengalami kematian, kehancuran tubuh fisik dan kembali pada asalnya (bdk Kej 2:7 => manusia diciptakan dari debu tanah). Semua isme dan agama meyakini bahwa kematian adalah akhir dari kehidupan. Tidak ada kesempatan kedua. Tapi dalam kekristenan, diyakini satu pengharapan iman bahwa ketika nanti Yesus datang kembali pada hari ketika sejarah dunia berhenti, Ia akan mengganti tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuhNya yang mulia (Filipi 3:21, bdk dengan 1 Yohanes 3:2). Dalam pengakuan iman kita berbunyi : Kebangkitan Daging. Yang dimaksudkan bukan saja kebangkitan tubuh fisik saja, tetapi kesatuan kembali seluruh identitas diri kita. Tubuh kita yang sudah hancur akan diganti dengan tubuh yang mulia, seperti tubuh Kristus waktu dibangkitkan. Jadi dapat disimpulkan, dalam Kebangkitan Daging terdapat pembaharuan total yang pasti akan diwujudkan pada waktu Tuhan Yesus datang kembali yang kedua kalinya. Pengharapan kebangkitan itu didasarkan pada kebangkitan Kristus sendiri. Dialah manusia pertama yang sudah dibangkitkan, Ia dibangkitkan sebagai yang sulung (1 Korintus 15:20, 23). Kebangkitan daging berarti pembaharuan dari pribadi, tidak hanya sebagian dari tubuh, namun secara keseluruhan diri kemanusiaan kita dibangkitkan untuk suatu hidup baru yang aktif, kreatif dan memerintah bersama-sama dengan Allah. Semua janji yang Tuhan berikan kepada setiap orang yang percaya kepadanya baru disempurnakan dalam kehidupan yang baru, hidup bersama Tuhan.

Sabtu, 23 Juni 2012

Pengampunan Dosa

Bagian 10 : "Pengampunan Dosa" Definisi Dosa Tidak mudah mendefinisikan dosa. Bukan karena sulitnya istilah tersebut, melainkan begitu bervariasinya konsep tentang dosa. Banyak pihak yang mencoba memahami arti dosa: 1. Dosa adalah ketidaktahuan (Hindu dan Kejawen). 2. Dosa adalah pelanggaran etika dan moral manusia. 3. Dosa adalah pelanggaran hukum-hukum formal yang telah disepakati. 4. Dosa adalah unsur-unsur jahat dari tubuh yang harus ditekan / dilepaskan (Guostisisme). 5. Dosa adalah pengingkaran hal-hal yang terbaik dari dunia yang tidak bisa dihindari. Sekedar kurangnya hal-hal penting dalam hidup (GW. Leibnitz). 6. Dosa hanya sekedar ikuti, ketidakcukupan pengetahuan manusia, yang gagal melihat segala sesuatu dalam kekekalan (Banch Spinoza). 7. dsb. Apa kata Alkitab tentang dosa ? Menurut Westminster Shorter Catechism, dosa adalah segala sesuatu yang tidak sesuai atau pelanggaran terhadap hukum dan ketetapan Allah (I Yohanes 3 : 4 => Dosa adalah pelanggaran). Artinya, dalam Alkitab berkali-kali dicatatkan suatu pelanggaran dalam hubungan pribadi manusia dengan Allahnya sebagai pihak pemberi hukum. Pelanggaran tersebut diwujudkan dalam bentuk pemberontakan, keputusan menentang, perasaan bersalah dan ketidakmurnian hati nurani. Semua hal tersebut membuat hubungan manusia yang semula harmonis dan indah bersama Tuhan kini terputus dan tidak kuasa lagi untuk menjembatani / merestorasi kembali. Yang lebih parah, dalam keberdosaan manusia tersebut, justru menolak anugerah yang Tuhan tawarkan, sejak PL khususnya lebih tegas dalam PB. Pemberontakan dan penolakan hati terhadap suara Roh Allah yang kemudian memastikan bahwa orang tersebut tidak mungkin diselamatkan. Keseriusan Dosa Jadi, dosa bukan sekedar ketidaktahuan atau pelanggaran etika dan hukum manusia, atau sekedar ilusi. Dosa jauh lebih serius dan sangat penting diwaspadai oleh setiap manusia. Karena dosa itulah maka mutlak manusia akan menerima maut (Roma 6 : 23). Masalahnya, tidak seorangpun di dunia ini yang tidak berdosa. Semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3 : 23). Banyak yang berupaya menepis dan mengurangi dosanya dengan berbagai upaya-upaya kemanusiaannya: 1. Bertarak dan menyiksa diri melalui samadi dan usaha-usaha asketis, dengan harapan dapat lepas dari ikatan nafsu dunia. 2. Banyak berbuat baik, bersedeka, menjaga etika dan moral; dengan harapan dapat pahala dan kalau diperhitungkan nanti maka jauh lebih berat kebaikan daripada kejahatannya. 3. Melalui pengetahuan untuk mencamkan hikmat, kebijaksanaan. Dengan filsafat dan IPTEK diharapkan kondisi dunia makin banyak dan teratur. 4. Menjaga diri melalui upacara keagamaan dan kebiasaan-kebiasaan yang dipercayai sanggup mengatasi dosanya (secara formalitas - religius). 5. dsb-nya. Tapi sanggupkah upaya-upaya mereka melepaskan diri dari kuasa ikatan dosa dan memperoleh ketenangan jiwa serta keyakinan keselamatan ? Faktanya, mereka gagal, tidak bisa dan tidak mungkin ! Sekalipun sudah begitu serius dan keras mereka berusaha tapi tetap secara esensi tidak mampu membuat mereka lepas dari dosa-dosa yang pernah mereka lakukan, sedang dilakukan atau yang akan mereka lakukan. Seumur hidup manusia selalu hidup dalam keberdosaannya. Sia-sia semua usaha dan jerih payah mereka, karena dosa tidak mungkin sanggup mereka lepaskan melalui kekuatan fisik / mental manusia. Pengampunan Dosa Allah tahu manusia tidak sanggup, maka Allah memakai caraNya sendiri untuk menyelamatkan manusia dari dosanya. Yaitu melalui korban penebusan dosa dalam pribadi kedua Allah Tritunggal : Yesus Kristus. Itulah cara yang Allah pakai bagi penebusan, pelepasan dan pembebasan manusia dari dosanya. Bagi yang percaya pada Yesus Kristus dalam mulut dan hatiNya (Roma 10 : 9 - 10) mereka akan beroleh keselamatan, tidak lagi dibinasakan dan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3 : 16). Itulah pengampunan dosa yang Allah pakai. Semua itu dapat diperoleh melalui anugerah, tanpa jasa dan upaya manusia sedikitpun. Anugerah itu dapat diperoleh hanya melalui percaya pada Yesus sebagai Tuhan, Juruselamat dan Kristus ! Bagaimana ? Apakah saudara sudah memperolehnya ?

Gereja Yang Kudus

Bagian 9 : "Gereja Katolik yang kudus [versi Katolik] ; Gereja yang kudus dan am [versi Protestan]" Hekekat Gereja pada bagian pengakuan iman rasuli ini Secara etimologi, gereja berasal dari istilah Yunani "εκκλησια – ekklêsia" = mereka yang dipanggil keluar. Jadi bicara tentang konsep gereja dalam masa PB dilihat sebagai kumpulan atau jemaat yang terpilih, yaitu mereka yang dipanggil oleh Allah untuk keluar dari dunia, keluar dari dosa dan masuk ke dalam wilayah anugerah Allah. Gereja dalam pengertian demikian bisa dipisahkan dua pengertian : Gereja yang kelihatan, terdiri dari orang-orang yang telah mengakui iman percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat; dibaptis; dan terdaftar sebagai anggota suatu lembaga gereja. Sayangnya, gereja yang kelihatan tersebut tidak semuanya murni. Tuhan Yesus pernah berkata, ada lalang yang tumbuh diantara gandum. Melalui proses hidup akan terseleksi, Kristen yang murni dan yang palsu. Hanya Allah yang sanggup melihat hati manusia. Maka ada pengertian gereja yang lain : gereja yang tidak kelihatan, yaitu orang-orang yang sungguh menanggapi dan menjawab dalam iman dari panggilan Allah untuk mendapat bagian dalam karya keselamatan Kristus. Pengertian gereja yang demikianlah yang sebenarnya, ketika mereka membuktikan iman percaya mereka melalui kesaksian yang nyata sebagai pengikut Kristus, persekutuan orang-orang yang percaya pada Kristus. Gereja yang Kudus Persekutuan orang-orang yang percaya tersebut adalah kudus karena dikuduskan oleh Allah sendiri. Roh Kudus sebagai pribadi ketiga Allah Tritunggal mendiami gerejaNya, dalam berkarya, menuntun, membimbing pada kesaksian yang sesuai dengan kehendak Allah. Gereja adalah Kudus karena kepala gereja adalah Kristus sendiri dan sebagai tubuh Kristus, gereja menjalankan kesaksiannya di dunia ini. Jadi gereja yang hidup dan kudus adalah gereja yang melayani dunia, menggarami dunia, menerangi dunia, agar dunia tahu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Gereja yang Am/ Katolik (= Universal, umum) Gereja adalah yang Am/ Katolik (artinya universal) dalam arti keanggotaannya mencakup semua orang-orang percaya pada Yesus dari berbagai macam suku bangsa di seluruh permukaan bumi ini. Berarti gereja adalah satu. Sekalipun terdiri dari berbagai macam denominasi dan aliran, asalkan mereka percaya pada esensi iman Kristen yang dilandaskan pada keselamatan Kristus dan Alkitab sebagai firman Allah satu-satunya. Orang-orang pilihan tersebut disatukan oleh satu Tuhan, satu iman dan satu baptisan. Gereja adalah apostolik dalam arti pengajaran para rasul yang adalah Firman Tuhan yang kudus merupakan dasar dari gereja. Artinya, gereja harus dikelola dengan otoritas dari pengajaran para rasul Tuhan Yesus. Jadi gereja bukan merupakan organisasi, tapi suatu organisme yang hidup. Maka merupakan tugas dan kehormatan bagi setiap orang Kristen untuk dipersatukan dalam gereja Kristus. Mereka menjalankan tugas dan peranan sesuai talenta yang Tuhan berikan. Hal ini merupakan tanggung jawab yang penting dan tidak boleh diabaikan bagi gerejaNya. Persekutuan bersama saudara seiman dalam ibadah bersama, bekerjasama dan saling melayani sesama tubuh Kristus, aktif terjun sebagai saksi dalam misi gereja, serta rela tunduk dalam proses penggembalaan gereja dimana Kristus sebagai Gembala AgungNya.

Jumat, 22 Juni 2012

Aku percaya kepada Roh Kudus

Bagian 8 : "Aku percaya kepada Roh Kudus" Pendahuluan pada bagian pengakuan iman rasuli ini kita mengetahui Setelah kita mengaku Aku percaya kepada Allah Bapa ...... Aku percaya kepada Yesus Kristus kini kita masuk pada bagian ketiga rumusan Iman Rasuli, yaitu Aku percaya kepada Roh Kudus. Dengan tegas terlihat, dari Pengakuan Iman Rasuli kita melihat formula Allah Tritunggal yang menjadi pilar utama iman orang Kristen. Pada Allah yang Tritunggal itulah kita sandarkan iman kita. Tritunggal = Tiga Allah ? Dari sekian banyak pergumulan teologis yang muncul konsep Tritunggal salah satu bagian yang paling sulit diuraikan secara rasional. Hal ini terjadi karena memang daya pikir manusia yang sangat terbatas untuk memahami Allah yang tidak terbatas. Memahami Tritunggal hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang telah percaya kepada keAllahan Yesus Kristus, dan tidak untuk orang yang sama sekali belum percaya. Siapa saja yang mengimani ke-Allah-an Yesus Kristus, ia denga sendirinya mengerti makna Tritunggal/ Trinitas. Karena konsep Tritunggal bersifat Supra Rasio, melampaui kemampuan berpikir manusia. Tapi mengapa kita tetap menerima dan percaya walau sulit dipahami oleh akal pikir ? Dari kesaksian Alkitab, Allah adalah sungguh-sungguh satu dan Esa, Tritunggal : Bapa dan Anak dan Roh Kudus, bukan tiga Allah, tapi Allah yang Esa (Lihat Artikel Menjawab Salah Paham : Konsep Trinitas, bukti ngawurnya manusia atas ke-esa-an Allah). Roh Kudus Adalah Allah Kedatangan Roh Kudus yang sudah dijanjikan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 14 : 15 diriwayatkan kedatanganNya dalam Kis 2. Terjadi tanda-tanda yang luar biasa dan mengagumkan : mereka berbahasa yang belum mereka pelajari, penuh kuasa dan keberanian memberitakan Injil, bersatu dan berkumpul setiap saat dalam pujian dan sukacita surgawi. Pada peristiwa pentakosta inilah berdirilah Gereja Tuhan pertama kali (Yohanes 15:26-27, Kisah 1:8 ). Roh Kudus adalah Allah itu sendiri sebagai pribadi ketiga. Pernah dalam sejarah gereja dipertanyakan apakah Roh Kudus adalah Allah ? Dalam Konsili di Konstantinopel (AD381) gereja memutuskan untuk mengutuk ajaran Ananisme dan Masedonianisme yang bukan saja menolak Yesus adalah Tuhan, tapi juga menyangkali keilahian Roh Kudus. Gereja dengan tegas menyatakan : Roh Kudus adalah Allah yang sejajar dalam keilahian dengan Allah Bapa dan Allah Anak / Yesus. Kesimpulan itu dirumuskan dalam syahadat Pengakuan Iman Konstantinopel (= Pengakuan Iman Athanasius, tokoh gereja yang membela kebenaran Tritunggal). Sejak waktu tersebut gereja mulai berjalan pada garis teologi yang lurus dan memegang teguh Tritunggal, khususnya keilahian Roh Kudus. Karya Roh Kudus Sejak PL Roh Kudus telah berkarya bersama pribadi pertama dan kedua telah berkarya di dunia ini: 1. Bersama-sama mencipta dunia dan alam semesta (Kejadian 1:2; 1:27-28 ). 2. Bersama-sama membentuk dan mencipta manusia (Kejadian 2:7). (dalam PL sering disebut sebagai : Roh yang melayang-layang, nafas, angin, Roh Allah, dll). 3. Pekerjaan Roh Kudus dalam melengkapi manusia sebagai pelayanan nabi, Raja, Imam, Hakim, dll. (Keluaran 31:3; Hakim 3:10; Hakim 14:6). 4. Pekerjaan Roh Kudus dalam mengilhami para nabi untuk menulis Firman Tuhan. 5. Pekerjaan Roh Kudus dalam menghasilkan kehidupan bermoral. 6. Pekerjaan Roh Kudus dalam menubuatkan Mesias. Roh Kudus terus bekerja dalam gerejaNya. Sejak pencurahan Roh Kudus pada masa Pentakosta (dalam PB) Roh Kudus berkarya: 1. Mendiami / memenuhi para murid dan memberi kuasa ilahi dalam pelayanan. 2. Roh Kudus yang adalah parakleitos memberi penghiburan bagi jemaat dalam kesulitan dan aniaya. 3. Roh Kudus adalah nafas Allah yang mengilhami para rasul dan murid menuliskan Injil dan surat yang berotoritas Firman Allah (2 Timotius 3:16). 4. Roh Kudus memenuhi setiap orang percaya dalam memberi pengertian / iman tentang karya keselamatan Yesus Kristus. 5. dst.

Kamis, 21 Juni 2012

Naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah

Bagian 6 : "Naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa" pada bagian pengakuan iman rasuli ini kita mengingat Dalam suatu pengajaranNya, Yesus pernah berkata, "Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa". Keilahian Kristus tidak hanya dinyatakan bahwa Dia telah bangkit mengalahkan kematian. Setelah Ia telah bangkit dari antara orang mati, selama 40 hari Yesus menampakkan diri kepada murid-muridNya, lalu Ia berpisah dengan mereka, naik kembali ke sorga, karena Dia berasal dari sorga. Artinya : Ia pulang kembali "ketempat dimana Ia sebelumnya berada" (Yohanes 6 : 62). Pernyataan ini memberikan indikasi yang jelas kepada kita bahwa Yesus adalah Allah oknum kedua yang sekarang berada di dalam sorga dan duduk disebelah kanan Allah Bapa. Pernah dipersoalkan, Yesus naik ke sorga hanya dalam wujud Roh ataukah bersamaan dengan tubuh manusiaNya ? Ingat, Yesus yang bangkit itu bukan saja Yesus yang ilahi dalam wujud Roh, tapi juga Yesus dalam wujud kemanusiaan yang pernah dilahirkan di Betlehem, besar di Nazaret itu. Artinya yang ingin ditekankan oleh penulis Alkitab pada bagian ini bahwa dengan tubuh kebangkitanNya itulah Yesus telah naik ke sorga. Pengertian Sorga Dunia sesudah kematian sesungguhnya nyata ada. Dalam Alkitab kita memperoleh informasi ada 2 dunia : 1. sorga, suatu tempat yang indah dan disediakan bagi orang-orang yang percaya pada Allah dan taat kepadaNya. 2. neraka, suatu tempat siksaan bagi iblis dan orang-orang yang tidak pernah percaya pada Allah. Dalam Alkitab ada 3 pengertian: 1. Dunia tanpa akhir, hidup bersama Allah yang berkesinambungan. Allah senantiasa berada di sorga. Tempat kediaman Allah, disanalah Allah bertahta (bdk Mat 6 : 10). 2. Dunia tempat para malaikat dan manusia yang senantiasa hidup bersama dengan Allah. Inilah tempat yang disediakan sebagai upah orang Kristen; harta dan warisan semua berada di dalam sorga. Tempat inilah yang menjadi pengharapan akhir orang Kristen. 3. Langit, yang berada di atas kita dan lebih bersifat tidak terbatas dibandingkan dengan lainnya. Suatu tempat yang merupakan lambang dalam ruang dan waktu untuk kehidupan kekal Allah. Jadi, kalau dinyatakan Yesus naik ke sorga bukan berarti bahwa Yesus menjadi manusia pertama yang terbang ke luar angkasa. Pernyataan naik ke sorga yang disaksikan banyak murid-muridNya tersebut merupakan tanda bagi murid-muridNya, karya kehadiran fisik Yesus yang terakhir. Yesus berpisah sementara waktu dengan murid-muridNya untuk memerintah dari sorga tapi berjanji akan datang kembali untuk menghakimi dunia pada zaman akhir. Sebelah Kanan Allah Bapa Kini Yesus ada di sorga, duduk sebelah kanan Allah Bapa dengan pengertian, kini Yesus mengambil bagian sepenuhnya dalam kemuliaan Allah, dalam kekuasaan dan pemerintahanNya. Disebelah kanan adalah tempat kehormatan (lihat 1 Raja 2 : 19; Mazmur 45 : 10). Jadi Yesus diberi hormat yang sama besarnya dengan Allah Bapa (bandigkan Wahyu 5 : 11-13). Yesus kini penuh dengan kuasa, menjadi Raja yang mulia, yang mempunyai segala kuasa dan menjalankan perintahNya (Efesus 1:2). Yesuslah Raja Dunia, semua ditaklukkan kepadaNya (Efesus 1:22), dengan kacamata iman kita sedang melihat Yesus di mahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan iman (Ibrani 2:8-9). Yesus juga Raja Gereja, Ia memerintah jemaatNya dengan Firman dan Roh. Jemaat dipersatukan dengan Dia bagaikan tubuh dan Yesus Kepala Gereja (Efesus 1:22-23). Dalam konsep demikianlah maka gereja merupakan Kerajaan Allah dimana Allah menjadi semua di dalam semua (Efesus 1:23; I Korintus 15:28 ).

Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi

Bagian 7 : Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati" Pendahuluan pada bagian pengakuan iman rasuli ini kita mengetahui Sejak peristiwa kenaikan Yesus ke surga (Kisah 1:9-11) para murid berkumpul di Yerusalem dan menantikan janji malaikat bahwa Yesus akan datang kembali seperti Ia telah naik ke surga (Kisah 1:11). Dalam pengertian para murid waktu itu, perpisahan fisik dengan Yesus hanya sementara waktu. Mereka sangat menantikan waktu kedatangan Yesus untuk menjemput mereka dan memimpin mereka dalam suasana yang baru. Namun, belum lagi mereka menyaksikan hal tersebut, peristiwa pentakosta terjadi dan mereka dipenuhi oleh Roh Kudus. Roh Penghibur yang pernah dijanjikan Yesus semasa hidupNya (bandingkan Kisah 2:1 ; Yohanes 14:15). Semenjak murid-murid dipenuhi oleh Roh Kudus dalam masa pentakosta tersebut, mereka mempunyai pemahaman yang baru, keberanian yang baru, kuasa yang baru dan persekutuan yang baru. Murid Tuhan Yesus yang kemudian diterima sebagai rasul oleh murid-murid lainnya, secara aklamasi diterima sebagai pemimpin rohani dari komunitas yang khas itu. Rasul-rasul selain menggembalakan jemaat Kristen yang baru, mereka juga memberi penghiburan agar tetap setia dengan iman yang jemaat telah terima. Aniaya dan tekanan terhadap komunitas yang baru tersebut dapat ditanggung dengan tabah dan setia oleh karena rasul-rasul senantiasa memberikan pengharapan akan kelepasan dikala Yesus datang kedua kalinya nanti (bandingkan 1 Petrus 2:18-25; 4:12-19; Roma 5:1-11; 8:18-25). Yesus Datang Untuk Menghakimi Dalam pemahaman teologis yang semakin matang para rasul sadar, masa penantian dalam pengharapan kedatangan Yesus kedua kali merupakan hari-hari terakhir atau akhir zaman (bandingkan Kisah 2:17; 1 Tesalonika 4:13-18 khusus kita temukan dalam keseluruhan Kitab Wahyu). Masa itu pasti akan datang, tapi ada tanda-tanda yang akan mendahului untuk menjadi peringatan bahwa dunia dan umat manusia menuju pada hari pengadilan (bandingkan Matius 16:3, 24:3-14). Pengajaran rasul tentang hari penghakiman tersebut oleh sekelompok tertentu dari sekte-sekte Kristen diselewengkan untuk mencari ramalan dan penjelasan tentang masa depan, mereka sibuk membuat rumusan kapan masa Yesus datang, padahal Yesus pernah mengatakan, tidak seorangpun yang tahu (Matius 24:36). Bahkan pengajaran itu telah mempengaruhi sebagian jemaat sehingga disesatkan. Mereka hanya mengkonsentrasikan pada hal-hal yang sifatnya mereka-reka / menduga-duga masa akhir tersebut, sehingga lupa inti pengajaran Injil Keselamatan bagi manusia di dalam nama Yesus yang telah hidup, mati disalibkan, dan bangkit dari antara orang mati, dan kini duduk disebelah kanan Allah sambil berjanji akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Jadi, kenaikan Yesus ke surga adalah hakekat kemuliaan sebagai Allah, Ia akan datang ke bumi sebagai seorang hakim, mengadili semua manusia atas kehidupan yang pernah dilakukan. Pertanyaannya: Bilakah waktu itu akan tiba ? Yesus menjawab sendiri dengan tegas: soal itu bukan urusanmu (Kisah 1:7, bandingkan Matius 24:36; 1 Tesalonika 5:2). Artinya, soal kapan waktunya tidak seorangpun yang tahu. Jadi, hindari pemikiran yang menduga-duga, menghitung-hitung waktu tersebut. Ada banyak yang karena berusaha keras memikirkan hal tersebut justru jadi menyimpang dari kebenaran Injil. Mereka menjadi sesat dan menyesatkan orang lain. Yesus datang sebagai hakim di masa kedatanganNya yang kedua kalinya nanti. Tugas kita sebagai anak-anakNya: menjadi saksi-saksi Kristus (Kisah 1:8 ), membawa kabar keselamatan ke seluruh dunia, ke semua orang yang membutuhkan. Masa-masa ini adalah masa yang penting bagi gerejaNya untuk terus bergiat dalam pemberitaan Injil. Tentangan dan tantangan bisa datang kapan saja terhadap orang-orang percaya, tapi FirmanNya menghiburkan sambil mendorong: Kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu ! (2 Timotius 4:5)